Di zaman modern ini, karpet tak lagi dibuat hanya dengan tangan. Banyak karpet yang dibuat dengan mesin. Keduanya antara lain dibedakan dari tingkat harga, kualitas, dan motif.
Karpet yang
dibuat dengan tangan atau hand-made memiliki harga lebih mahal dibanding karpet
yang dibuat dengan mesin. Kualitas boleh dikata setara, tapi umumnya berbeda
kekuatan rajutannya. Karpet pabrikasi relatif lebih kuat. Soal motif, karpet
hand-made tak pernah memiliki motif yang sama persis.
Motif menjadi
sosok karpet yang paling mudah dikenali. Secara umum, motif karpet dibedakan
dua jenis: klasik dan modern. Motif klasik biasanya memiliki banyak hiasan.
Konkretnya, motif klasik ini mirip-mirip karpet Persia. Sementara motif modern
terlihat lebih sederhana. Biasanya merupakan perpaduan garis dan warna yang
lebih tegas.
Ketika berbicara tentang karpet, orang lebih sering melihatnya dari ukuran ketebalan. Rata-rata orang mencari karpet yang tebal karena terasa lebih empuk ketimbang yang tipis. Tebal tipis karpet ini ada karena perbedaan material dan strukturnya.
Ketika berbicara tentang karpet, orang lebih sering melihatnya dari ukuran ketebalan. Rata-rata orang mencari karpet yang tebal karena terasa lebih empuk ketimbang yang tipis. Tebal tipis karpet ini ada karena perbedaan material dan strukturnya.
Gianto
Trisno, pemilik Aristocrat Furniture Carpet Accessories, mengatakan bahwa tebal
tipis karpet itu ada karena proses pembuatannya. Ia menyebutkan ada beberapa
teknik pembuatan, antara lain loop, heat set, dan falt woofen.
"Teknik-teknik ini menghasilkan karpet dengan berbagai kualitas dan
ketebalan," katanya. Contoh, dengan teknik heat set, kita dapat
menghasilkan karpet shagy (berbulu gimbal) dan standar.
Dari sisi
yang lain, menurut Prapanca Muchtar, desainer interior yang juga Direktur Q
Space, ditinjau dari konstruksinya, karpet terbagi menjadi dua bagian, ada yang
tufted (berumbai) dan dianyam. Umumnya orang menggunakan karpet dengan
konstruksi berumbai karena karpet ini empuk ketika diinjak.
Soal
material, ada lima jenis yang tersedia, yakni sutera, wol, nilon,
polipropeline, dan kulit. Bahan sutera bisa dibilang paling mahal dari semua
bahan pembentuk karpet lainnya. Itu karena sutera memiliki kelebihan dari segi
bahannya, yakni halus dan warnanya kuat. Karena sangat mahal, maka karpet jenis
ini hanya digunakan pada ruang-ruang tertentu dan cuma menjadi aksen. Harganya
bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Material
pembentuk yang tak kalah bagus adalah wol. Benang material ini kuat, warnanya
cerah, dan ketahanan warnanya tinggi. Diinjak pun karpet jenis ini begitu
nyaman. Namun karpet jenis ini terbilang mahal.
Kelas di
bawahnya adalah nilon. Karpet dengan bahan ini cukup baik jika ruang itu sering
terkena kotoran. Umumnya, kotoran tidak dapat melekat pada bahan nilon,
sehingga ketika dibersihkan dengan vacuum cleaner, kotoran akan mudah terisap
atau terangkat. Kelebihan lain dari karpet ini, bulu-bulunya yang berdiri juga
tidak mudah jatuh. Karpet pun selalu terasa empuk. Dengan bahan nilon, warna
karpet akan terlihat cerah, maka sering digunakan pada area publik di rumah.
Jika ingin
karpet dengan harga yang lebih terjangkau, tak salah jika pilihan Anda pada
karpet dengan bahan polipropeline. "Harga karpet dengan bahan ini bisa
setengahnya dari harga karpet berbahan nilon," ungkap Prapanca. Walau tak
mahal, karpet ini terbilang cukup kuat. Kelemahannya, benang pembentuk karpet
mudah jatuh dan warnanya gampang memudar. Karpet pun cepat
"menangkap" debu.
Karpet jenis
lainnya adalah dari bahan kulit. Kelembutan kulit dan ekslusivitas materialnya,
membuat karpet jenis ini terbilang mahal. Apalagi sekarang ada tren karpet
dengan banyak bulu. Namun karpet jenis ini mudah terkena debu, dan cukup sulit
untuk mengangkat debu tersebut. Untuk itu, karpet jenis ini sebaiknya
ditempatkan di area semipublik dan area privat.
Untuk Pemesanan segera
hubungi :
Abilia Kreasi Karpet
Mobile :
081317287877Abilia Kreasi Karpet
BBM : 28780128
web : abiliakreasikarpet.blogspot.com
email : tokokarpetjakarta@gmail.com atau abilia_kreasi@yahoo.com